HOME | DD

Description
For

Updated 4/24/14

Nama: I Gusti Ketut Adhikari
Nama Panggilan: Dhika
Usia: 19 tahun
TTL: Bali, 12 Desember
Tinggi: 179 cm
Akademi: WITA
Elemen: Petir

Special Skill:
Electric Amplifier
Dhika mampu meningkatkan aliran listrik yang berada dalam tubuhnya dan memusatkannya pada bagian-bagian tertentu dari tubuhnya. Ia paling sering memusatkan aliran listrik tersebut ke bagian tangan dan kakinya. Tegangan listrik yang dialirkan akan semakin meningkat jika didukung oleh cuaca di sekitarnya (hujan berpetir)

Blitz
Serangan ofensif dimana Dhika dapat menghantarkan aliran listrik keluar tubuhnya untuk menyerang lawan. Sama seperti kemampuan electric amplifier, kekuatan dan durasi dari serangan yang diberikan akan meningkat jika didukung oleh cuaca di sekitarnya.

Shocking Flow
Teknik penyembuhan yang berfokus untuk menghentikan pendarahan. Teknik yang Dhika gunakan ini serupa dengan fungsi alat pemacu jantung (defibrillator) yang dapat membantu memacu jantung dalam keadaan krisis, mengalirkan darah yang tersumbat serta mengurangi pendarahan fatal.

*Dari ketiga skill di atas, Shocking Flow adalah skill yang paling menguras tenaga. Oleh karena itu Dhika cukup jarang menggunakannya. Secara berurut, skill yang paling sering digunakan terkait limit energi yang Dhika miliki adalah Electric Amplifier, Blitz, kemudian Shocking Flow

Yang Disukai:
Makanan pedas
Bebek betutu (karena pedas)
Pai susu
Berenang/Surfing
Membuat karya seni Bali

Yang Tidak Disukai:
Membaca
Kepiting

Personaliti:
Lahir sebagai anak bungsu di keluarganya membuat Dhika menyukai tantangan. Dhika cenderung kompetitif dalam
menjalani hal dalam hidupnya, namun hal itu ia lakukan karena ia senang menguji kemampuan dirinya dengan
orang lain di sekitarnya. Hal ini dikarenakan kebiasaan kakak-kakaknya yang selalu menantang Dhika untuk
berlomba makan makanan pedas atau berenang saat ia kecil.

Antusiasme dan energi yang Dhika miliki membuat dirinya memiliki kharisma yang dapat menarik orang lain untuk
berteman dengannya. Saat memiliki suatu pendapat, Dhika cenderung langsung menyampaikannya. Kebiasaan
tersebut terkadang berisiko menyinggung perasaan orang lain atau dinilai frontal. Spontanitas yang ia miliki
membuat dirinya kurang cocok untuk mengerjakan sesuatu yang monoton dalam jangka waktu cukup panjang. Dia
lebih suka melakukan beragam aktivitas namun tidak membutuhkan proses yang panjang.
Setelah berinteraksi dengan penghuni akademi, Dhika lebih mampu mengontrol kebiasaannya berbicara frontal. Namun ia tetap jujur dalam menyampaikan pendapat. Buruk akan ia bilang buruk dan sebaliknya.

Walaupun Dhika terlihat aktif melakukan berbagai hal, sebenarnya ia selalu mengamati keadaan yang terjadi di
sekitar dirinya. Hal ini membuat dirinya sigap dan cekatan jika ia merasa ada hal yang perlu
dibantu/ditangani.

Latar belakang:
Dhika merupakan anak ke-4 dari empat lelaki bersaudara. Kedua orangtuanya adalah orang Bali asli yang bekerja
sebagai pengrajin dan pedagang berbagai karya seni Bali. Gelar I Gusti yang terdapat pada namanya ia peroleh dari kakeknya (dari keluarga ayahnya) yang merupakan mantan ksatria/prajurit kepercayaan kerajaan Bali dahulu. Awalnya Dhika mengira dirinya tidak mendapat keturunan pengendali elemen air seperti ketiga saudaranya, hingga akhirnya ia menunjukkan bakat pengendali elemen petir saat menginjak usia 8 tahun. Mayoritas keturunan dari keluarga Dhika memiliki kekuatan elemen
air. Hanya 1:10 dari keturunannya yang memperoleh kekuatan elemen petir. Oleh karena itu kemampuan yang ia
miliki membuat ia disebut "spesial" di keluarganya.

Setelah itu Dhika mulai diarahkan oleh kedua orangtuanya untuk mengembangkan bakat yang ia miliki. Saat
menginjak usia 18 tahun, kedua orangtua Dhika mendorong dirinya untuk belajar lebih serius dalam
mengembangkan kemampuan pengendali petir yang ia miliki. Orangtua dan keluarganya menyadari bahwa kemampuan
Dhika telah banyak membantu orang-orang disekitarnya selama 10 tahun silam. Akan lebih baik jika Dhika dapat
melanjutkan pendidikannya di tempat dimana orang-orang berbakat seperti dirinya belajar.

Awalnya Dhika menolak hal tersebut karena ia ingin meneruskan usaha kedua orangtuanya di tanah kelahirannya
itu. Namun akhirnya Dhika memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di akademi WITA, Pusaka Nusantara yang
terletak di Makassar setelah berbicara dengan ketiga kakaknya.

Trivia:
Nama Adhikari dalam bahasa sansekerta berarti "istimewa". Nama ini diberikan oleh ibunya karena pada malam kelahiran Dhika, bertepatan dengan hari berkumpulnya keluarga besar yang sangat jarang dilakukan
Kalau sedang makan makanan pedas, ia akan berusaha untuk tidak meminum air sampai makanan yang ia santap habis. Ini salah satu bentuk tantangan yang biasa ia lakukan pada dirinya sendiri
Pernah digigit kepiting saat berusia 5 tahun
Satu-satunya di keluarganya yang memiliki rambut berwarna putih keperakan. Kemungkinan karena kekuatan elemen petir yang dimilikinya menghambat produksi pigmen pada rambutnya
Sering membantu sebagai "power bank" saat tetangganya (di Bali) membutuhkan listrik
Punya bakat clairvoyance yang muncul melalui mimpinya (mimpi sesuatu yang akan terjadi kedepannya). Namun ia sering mengabaikan mimpi-mimpi tersebut
Spontan menunjukkan refleks yang absurd saat terkejut (seperti roll belakang), terutama saat melihat/mendengar kata kepiting

Description
For

Updated 4/24/14

Nama: I Gusti Ketut Adhikari
Nama Panggilan: Dhika
Usia: 19 tahun
TTL: Bali, 12 Desember
Tinggi: 179 cm
Akademi: WITA
Elemen: Petir

Special Skill:
Electric Amplifier
Dhika mampu meningkatkan aliran listrik yang berada dalam tubuhnya dan memusatkannya pada bagian-bagian tertentu dari tubuhnya. Ia paling sering memusatkan aliran listrik tersebut ke bagian tangan dan kakinya. Tegangan listrik yang dialirkan akan semakin meningkat jika didukung oleh cuaca di sekitarnya (hujan berpetir)

Blitz
Serangan ofensif dimana Dhika dapat menghantarkan aliran listrik keluar tubuhnya untuk menyerang lawan. Sama seperti kemampuan electric amplifier, kekuatan dan durasi dari serangan yang diberikan akan meningkat jika didukung oleh cuaca di sekitarnya.

Shocking Flow
Teknik penyembuhan yang berfokus untuk menghentikan pendarahan. Teknik yang Dhika gunakan ini serupa dengan fungsi alat pemacu jantung (defibrillator) yang dapat membantu memacu jantung dalam keadaan krisis, mengalirkan darah yang tersumbat serta mengurangi pendarahan fatal.

*Dari ketiga skill di atas, Shocking Flow adalah skill yang paling menguras tenaga. Oleh karena itu Dhika cukup jarang menggunakannya. Secara berurut, skill yang paling sering digunakan terkait limit energi yang Dhika miliki adalah Electric Amplifier, Blitz, kemudian Shocking Flow

Yang Disukai:
Makanan pedas
Bebek betutu (karena pedas)
Pai susu
Berenang/Surfing
Membuat karya seni Bali

Yang Tidak Disukai:
Membaca
Kepiting

Personaliti:
Lahir sebagai anak bungsu di keluarganya membuat Dhika menyukai tantangan. Dhika cenderung kompetitif dalam
menjalani hal dalam hidupnya, namun hal itu ia lakukan karena ia senang menguji kemampuan dirinya dengan
orang lain di sekitarnya. Hal ini dikarenakan kebiasaan kakak-kakaknya yang selalu menantang Dhika untuk
berlomba makan makanan pedas atau berenang saat ia kecil.

Antusiasme dan energi yang Dhika miliki membuat dirinya memiliki kharisma yang dapat menarik orang lain untuk
berteman dengannya. Saat memiliki suatu pendapat, Dhika cenderung langsung menyampaikannya. Kebiasaan
tersebut terkadang berisiko menyinggung perasaan orang lain atau dinilai frontal. Spontanitas yang ia miliki
membuat dirinya kurang cocok untuk mengerjakan sesuatu yang monoton dalam jangka waktu cukup panjang. Dia
lebih suka melakukan beragam aktivitas namun tidak membutuhkan proses yang panjang.
Setelah berinteraksi dengan penghuni akademi, Dhika lebih mampu mengontrol kebiasaannya berbicara frontal. Namun ia tetap jujur dalam menyampaikan pendapat. Buruk akan ia bilang buruk dan sebaliknya.

Walaupun Dhika terlihat aktif melakukan berbagai hal, sebenarnya ia selalu mengamati keadaan yang terjadi di
sekitar dirinya. Hal ini membuat dirinya sigap dan cekatan jika ia merasa ada hal yang perlu
dibantu/ditangani.

Latar belakang:
Dhika merupakan anak ke-4 dari empat lelaki bersaudara. Kedua orangtuanya adalah orang Bali asli yang bekerja
sebagai pengrajin dan pedagang berbagai karya seni Bali. Gelar I Gusti yang terdapat pada namanya ia peroleh dari kakeknya (dari keluarga ayahnya) yang merupakan mantan ksatria/prajurit kepercayaan kerajaan Bali dahulu. Awalnya Dhika mengira dirinya tidak mendapat keturunan pengendali elemen air seperti ketiga saudaranya, hingga akhirnya ia menunjukkan bakat pengendali elemen petir saat menginjak usia 8 tahun. Mayoritas keturunan dari keluarga Dhika memiliki kekuatan elemen
air. Hanya 1:10 dari keturunannya yang memperoleh kekuatan elemen petir. Oleh karena itu kemampuan yang ia
miliki membuat ia disebut "spesial" di keluarganya.

Setelah itu Dhika mulai diarahkan oleh kedua orangtuanya untuk mengembangkan bakat yang ia miliki. Saat
menginjak usia 18 tahun, kedua orangtua Dhika mendorong dirinya untuk belajar lebih serius dalam
mengembangkan kemampuan pengendali petir yang ia miliki. Orangtua dan keluarganya menyadari bahwa kemampuan
Dhika telah banyak membantu orang-orang disekitarnya selama 10 tahun silam. Akan lebih baik jika Dhika dapat
melanjutkan pendidikannya di tempat dimana orang-orang berbakat seperti dirinya belajar.

Awalnya Dhika menolak hal tersebut karena ia ingin meneruskan usaha kedua orangtuanya di tanah kelahirannya
itu. Namun akhirnya Dhika memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di akademi WITA, Pusaka Nusantara yang
terletak di Makassar setelah berbicara dengan ketiga kakaknya.

Trivia:
Nama Adhikari dalam bahasa sansekerta berarti "istimewa". Nama ini diberikan oleh ibunya karena pada malam kelahiran Dhika, bertepatan dengan hari berkumpulnya keluarga besar yang sangat jarang dilakukan
Kalau sedang makan makanan pedas, ia akan berusaha untuk tidak meminum air sampai makanan yang ia santap habis. Ini salah satu bentuk tantangan yang biasa ia lakukan pada dirinya sendiri
Pernah digigit kepiting saat berusia 5 tahun
Satu-satunya di keluarganya yang memiliki rambut berwarna putih keperakan. Kemungkinan karena kekuatan elemen petir yang dimilikinya menghambat produksi pigmen pada rambutnya
Sering membantu sebagai "power bank" saat tetangganya (di Bali) membutuhkan listrik
Punya bakat clairvoyance yang muncul melalui mimpinya (mimpi sesuatu yang akan terjadi kedepannya). Namun ia sering mengabaikan mimpi-mimpi tersebut
Spontan menunjukkan refleks yang absurd saat terkejut (seperti roll belakang), terutama saat melihat/mendengar kata kepiting